Sabtu, 02 Januari 2010

III PEMBAHASAN

1. Keong mas (Pomacea canaliculata (Lamarck))
Penyebab
Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang di pertanaman. Bekas potongan daun dan batang yang
diserangnya terlihat mengambang.

Ciri makroskopis
Keberadaannya di lapang ditandai oleh adanya telur berwarna merah muda dan keong mas dengan berbagai ukuran dan warna. Keong mas merupakan salah satu hama penting yang menyerang padi muda terutama di sawah yang ditanam dengan sistem tabela.
Waktu kritis untuk mengendalikan keong mas adalah pada saat 10 hari setelah tanam pindah, atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Setelah itu laju pertumbuhan tanaman lebih besar daripada laju kerusakan oleh keong mas. Bila terjadi invasi keong mas, sawah perlu segera dikeringkan, karena keong mas menyenangi tempat-tempat yang digenangi air. Jika petanimenanam dengan sistem tanam pindah maka pada 15 hari setelah tanam pindah, sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian ( flash flood = intermitten irrigation).

Gejala serangan
Biasanya menyerang pada tanaman padi yang masih muda berumur 10 -20 hari, proses penyerangannya lebih banyak beraktivitas malam hari, meninggalkan bekas serangan berupa lendir dan tanaman yang dilewati akan rusak.

Gambar mikro dan makro





Pengendalian
• Secara mekanis
Pungut keong dan hancurkan. Telur keong mas dihancurkan dengan kayu/bambu. Selain itu bila padi ditanam dengan sebar langsung, selama 21 hari setelah sebar, sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian. Selain itu perlu dibuat caren di dalam dan di sekeliling petakan sawah sebelum tanam, baik di musim hujan maupun kemarau. Ini dimaksudkan agar pada saat dilakukan pengeringan, keong mas akan menuju caren sehingga memudahkan pengambilan keong mas dan sebagai salah satu cara pengendaliannya
• Secara fisik
Gunakan saringan berukuran 5 mm mesh yang dipasang pada tempat air masuk di pematang untuk meminimalkan masuknya keong mas ke sawah dan memudahkan pemungutan dengan tangan.
• Secara biologis
Pemberian tanaman tingkat rendah seperti lumu dan tidak terlalu banyak memberikan air.
• Secara kimiawi
Bila diperlukan gunakan pestisida yang berbahan aktif niclos amida dan pestisida botani seperti lerak, deris, dan saponin. Aplikasi pestisida dilakukan di sawah yang tergenang, di caren, atau di cekungan-cekungan yang ada airnya tempat keong mas berkumpul. Telur keong mas berwarna merah muda.

2. Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
Penyebab
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase pemasakan. Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran gabah yang sedang mengisi. Walang sangit menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan buah padi yang masih dalam keadaan masak susu. Hal ini akan mengakibatkan buah padi menjadi hampa. Walaupun kadang masih bisa berkembang, namun kualitasnya rendah, berkerut, warna menjadi coklat dan rasannya tidak enak.
.
Ciri makroskopis
Walang sangit (Leptocoriza acuta Thumb) termasuk familia Coreidae, ordo Hemiptera (Rhynchota). Walang sangit dewasa berwarna hijau kemerah-merahan dan yang muda berwarna hijau. Bagian tanaman yang diserang adalah buah padi yang masih dalam keadaan masak susu dan daun padi. Apabila diganggu, serangga akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau. Selain sebagai mekanisme pertahanan diri, bau yang dikeluarkan juga digunakan untuk menarik walang sangit lain dari spesies yang sama.

Gejala
Gejala yang ditimbulkan oleh serangan hama walang sangit adalah pada daun terdapat bercak-bercak bekas isapan oleh nimfa walang sangit dan pada buah padi terdapat bintik-bintik hitam bekas tusukan hama dan buahnya bisa hampa. Walang sangit merusak tanaman ketika mencapai fase berbunga sampai matang susu. Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna dan mengapur, serta gabah menjadi hampa.

Gambar mikro dan makro








Pengendalian
• Secara mekanik
Yaitu dengan mengenendalikan gulma, baik yang ada di sawah maupun yang ada di sekitar pertanaman dan meratakan lahan dengan baik dan memupuk tanaman secara merata agar tanaman tumbuh seragam
• Secara fisik
Menangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan
• Secara biologis
Mengumpan walang sangit dengan ikan yang sudah busuk, daging yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam
• Secara kimia
Menggunakan insektisida bila diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi. Penggunaan insektisida (bila diperlukan) antara lain yang berbahan aktif BPMC, fipronil, metolkarb, MIP atau propoksur.

3. Burung Pipit (bird) Lonchura sp.
Penyebab
Burung menyerang tanaman padi pada fase matang susu sampai pemasakan biji (sebelum
panen). Serangan mengakibatkan biji hampa, adanya gejala seperti beluk, dan biji banyak yang hilang. Burung. Burung Pipit Padi adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Paruh Burung Pipit Padi tidak bergigi.
Ciri Makroskopis
Burung pipit merupakan burung pemakan biji – bijian. Burung kecil, dari paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Burung dewasa dominan coklat tua di punggung, sayap dan sisi atas tubuhnya, tanpa coretan-coretan. Muka, leher dan dada atas berwarna hitam; dada bawah, perut dan sisi tubuh putih bersih, nampak kontras dengan bagian atasnya. Sisi bawah ekor kecoklatan. Burung muda dengan dada dan perut coklat kekuningan kotor. Jantan tidak berbeda dengan betina dalam penampakannya. Iris mata coklat; paruh bagian atas kehitaman, paruh bawah abu-abu kebiruan; kaki keabu-abuan.
Gejala
Gejala yang ditimbulkan oleh burung ini sangat tampak dan sangat mrugikan dalam nilai ekonomis. Burunng ini bisanya memakan biji padai baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Selain itu seranngan dari burung pipit ini menimbulkan biji kosong atau hampa.

Gambar mikro dan makro






Pengendalian
• Secara Mekanis
Penjaga burung mulai dari jam 6-10 pagi dan jam 2-6 sore, karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang kritis bagi tanaman diserang burung. Gunakan jaring untuk mengisolasi sawah dari serangan burung; luas sawah yang diisolasi kurang dari 0,25 hektar. Kita juga bisa menggunakan orang-orangan sawah dan diberi tali dan plastik untuk menakut-nakuti burung. Melakukan tanam serentak dengan sekitarnya jangan menanam atau memanen di luar musim agar tidak dijadikan sebagai satu-satunya sumber makanan pada saat itu.
• Secara fisik
Kendalikan habitat/sarang burung dan malakukan perburuan burung pengganggu tanaman padi.
• Secara biologi
Pengendalian ini bisa menggunakan hewan yang memiliki suara yang dapat menakut – nakuti burung seperti anjing, ular, kucing dll
• Secara kimia
Pengendalian dengan cara menyemprotkan/pemberian racun pada bulir padi secara keseluruhan.

4. Kepik Hijau (Nezara viridula)
Penyebab
Kepik hijau Ialah jenis kepik temasuk famili Pentatomidae, Heteroptera. Warna kepik ini hijau sehingga sering disebut kepik hijau. Hama ini menyerang batang dan buah padi dengan cara merusak tanaman padi dengan menghisap bagian batang padi hingga buah/biji padi.
Ciri mokroskopis
Berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar. Berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar
Gejala
Gejala yang timbul apabila tanaman padi terserang hama ini adalah pada batang terdapat bekas tusukan, pada buah padi yang diserang tampak noda bekas isapan kepik dan pertumbuhan padi akan terganggu.
Gambar mikro dan makro





Pengendalian
• Secara Mekanis
Pengelolaan hama ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan telurnya kemudian dibakar
• Secraa fisik
Dengan mengambili atau memotong bagian yang terserang.
• Secara biologi
Menggunakan musuh alami seperti laba – laba, burung pemakan serangga.
• Secara kimia
Dapat dengan menggunakan insektisida, seperti: Curucron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP, Hestakwin 250 EC dan lain sebagainya.
5. Ulat Tentara (Spodoptera litura)
Penyebab
Hama yang sering menyerang tanaman padi, sebenarnya yang masih berupa ulat atau larva. Ulat ini juga dapat menyerang tanaman jagung, tebu dan sorghum. Ulat tentara yang menyerang tanaman padi bisa dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Ulat tentara kelabu/Army Worms (Pseudatelia – unipuncta, Haworth).
2. Ulat tentara coklat hitam/cut worms (Spodoptera litura)
3. Ulat tentara bergaris kuning (Spodoptera exempta)
Ciri makroskopis
Hama ulat ini mempunyai sifat merusak tanaman secara bergerombol dan berpindah tempat pun secara serentak. Oleh karena itu hama ini dinamakan ulat tentara. Hama ini merusak daun dan batang tanaman padi. Mula-mula ulat makan helai daun, mulai dari ujung daun, hingga tinggal tulang daun dan batang. Pada tanaman padi yang telah keluar malai, malai padi dipotong atau dirusak.
Gejala
Gejala yang muncul pada tanaman padi apabila diserang hama ini adalah, pada tanaman padi hanya tersisa tulang-tulang daun, dan tampak bekas keratan ulat. Selain itu kadang-kadang terlihat potongan tangkai malai.

Gambar mikro dan mikro




Seranga Ulat Tentara Pada Tanaman Padi
Perngendalian
• Secara mekenis
Pengelolaan atau penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menggenangi lahan dengan air untuk membinasakan ulat yang berada di tanah,
• Secara fisik
Mengumpulkan telur-telur yang menempel pada daun kemudian memusnahkannya,
• Secara biologis
Melestarikan musuh alami seperti laba-laba,
• Secara kimia
Membasmi dengan pestisida seperti: Carbaryl (sevin), Diasenon, Sumithion, agrocide dengan dosis 1 kg bahan aktif tiap hektar. Pemberantasan ini akan lebih efektif apabila dilakukan perpaduan antara cara kimiawi dan teknik bercocok tanam.

6. Penyakit Garis Coklat Daun (Cercospora oryzae Mi)
Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cecospora oryzae, pertumbuhan sporanya dapat menimbulkan penyakit baru dengan perantaraan angin, sehingga dalam waktu singkat telah tersebar di daerah pertanaman padi. Cendawan ini menyerang daun termasuk pelepah daun.
Ciri makroskopis
Terdapat bercak coklat disepanjang daun baik seluruhnya maupun sebagian, seperti terdapat keratan daricendawan yang ditinggalkan.
Gejala
Gejala yang muncul bila tanaman padi terserang penyakit ini adalah, pada daun padi tampakgaris-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat. Garis-garis panjang tersebut, panjangnya 2-10 mm dan lebarnya kira-kira 1 mm. Pada serangan yang hebat bercakbercak sempit memanjang ini dapat bersatu hingga daun menjadi kering seperti terbakar. Akibat yang ditimbulkan dari serangan penyakit ini adalah proses assimilasi pada daun terganggu, pembuangan dan pengisian biji terhambat dan produksi merosot.
Gambar mikro dan makro




Pengendalian
• Secara mekanis
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memperhatikan musim penanaman, terutama mengenai kelembaban udara sebab perkembangbiakan dan intensitas infeksi cendawan ini dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, penanaman varietas yang tahan seperti Citarum dan Serayu
• Secara fisik
Dapat menggunakan paranet karena akan menahan jamur masuk karena adanya tiupan angin.
• Secara biologi
Dengan menggunakan pemanfaatan predator alami seperti laba – laba, kumbang kubah dll
• Secara kimia
Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara kimia yakni dengan mencelup benih pada zat kimia sebelum ditebar, misalnya mercuri. Zat ini dapat menahan serangan cendawan dan dapat juga dilakukan penyemprotan fungisida seperti Benlate, Benlate 20/20 WP dan Delsene MX 200.
7. Tungro (Virus tungro)
Penyebab
Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada padi sangat merusak dan tersebar luas. Di Indonesia, semula penyakit ini hanya terbatas di Sulawesi Selatan, tetapi sejak awal tahun 1980-an menyebar ke Bali, Jawa Timur, dan sekarang sudah menyebar ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Bergantung pada saat tanaman terinfeksi, tungro dapat menyebabkan kehilangan hasil 5-70%. Makin awal tanaman terinfeksi tungro, makin besar kehilangan hasil yang ditimbulkannya.

Ciri makroskopis
Daun mengalami perubahan warna menjadi kuning dimulai dari ujung daun-daun tua. Serangan tungro yang menonjol adalahperubahan warna daun dan tanaman tumbuh kerdil. Warna daun tanaman sakit bervariasi dari sedikit menguning sampai jingga. Tingkat kekerdilan tanaman juga bervariasi dari sedikit kerdil sampai sangat kerdil
Gejala
Gejala khas ini ditentukan olehtingkat ketahanan varietas, kondisi lingkungan, dan fase tumbuh saat tanaman terinfeksi. Penyakit tungro ditularkan oleh wereng hijau dan dapat dikendalikan melalui pergiliran varietas tahan yang memiliki tetua berbeda, pengaturan waktu tanam, sanitasi dengan menghilangkan sumber tanaman sakit, dan penekanan populasi wereng hijau dengan insektisida. Beberapa varietas tahan tugro antara lain Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo.

Gambar mikro dan makro






Pengendalian
• Secara mekanis
mengatur waktu tanam serempak minimal 20 ha luasan sawah, menanam bibit pada saat yang tepat, yaitudengan menanam bibit sebulan sebelum puncak kepadatan wereng hijau tercapai;
• Secara fisik
Menanam dengan cara jajar legowo, sawah jangan dikeringkan, biarkan kondisi air pada kapasitas lapang agar wereng hijau tidak aktif berpencar menyebarkan tungro
• Secara biologi
Dengan cara memberi predator alami seperti laba – laba dan kumbang kubah.
• Secara Kimia
Pada saat tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam bila dijumpai 2 tanaman bergejala lebih dari 10 rumpun segera aplikasikan insektisida yang efektif mematikan wereng hijau.

8. Hawar pelepah (Rhizoctonia solani Kuhn)
Penyebab
Penyakit disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani, dengan gejala awal berupa bercak oval atau bulat berwarna putih pucat pada pelepah Dalam keadaan yang menguntungkan (lembab), penyakit dapat mencapai daun bendera. Patogen bertahan hidup dan menyebar dengan bantuan struktur tahan yang disebut sklerotium.
Ciri makroskopis
Hawar pelepah, merupakan penyakit penting pada tanaman padi. Penyakit ini merusak pelepah, sehingga untuk menemukan dan mengenali penyakit, perlu dibuka kanopi pertanaman. Penyakit menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah, makin awal terjadi kerebahan, makin besar kehilangan yang diakibatkannya. Penyakit ini menyebabkan gabah kurang terisi penuh atau bahkan hampa. Hawar pelepah terjadi umumnya saat tanaman mulai membentuk anakan sampai menjelang panen. Namun demikian, penyakit ini juga dapat terjadi pada tanaman muda. Penyakit ini sangat sulit dikendalikan karena pathogen bersifat poliphag (memiliki kisaran inang yang sangat luas).
Gejala
Gejala hawar pelepah daun yaitu bercak keabuabuan Berbentuk oval memanjang atau elips di antara permukaan air dan daun. Hawar pelepah terjada pada tanaman muda
Gambar mikro dan makro




Pengendalian
• secara mekanis
Atur pertanaman di lapang agar jangan terlalu rapat keringkan sawah beberapa hari pada saat anakan maksimum rotasi tanaman dengan kacang-kacangan untuk menurunkan serangan penyakit
• secara fisik
Bajak yang dalam untuk mengubur sisa-sisa tanaman yang terinfeksi;
• secara biologi
Dengan cara memberi predator alami seperti laba – laba dan kumbang kubah.
• secara kimiawi
Gunakan fungisida (bila diperlukan) antara lain yang berbahan aktif: heksakonazol, karbendazim, tebukanazol, belerang, flutalonil, difenokonazol propikonazol, atau validamisin A. Pemupukan tanaman dengan dosis 250 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl per ha dapat menekan perkembangan penyakit ini.
9. Busuk batang (Magnaporthe salvinii)

Penyebab
Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi bagian tanaman dalam kanopi dan menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah. Untuk mengamati penyakit ini, kanopi pertanaman perlu dibuka. Perlu diwaspadai apabila terjadi kerebahan pada pertanaman, tanpa sebelumnya terjadi hujan atau hujan dengan angin yang kencang

Ciri makroskopis
Bercak kehitam-hitaman pada sisi luar pelepah daun akibat infeksi busuk batang. Gejala busuk batang pada anakan mengakibatkan tanaman rebah

Gejala
Gejala awal berupa bercak berwarna kehitamhitaman, bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelepah daun dan secara bertahap membesar. Akhirnya, cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah, anakan mati, dan akibatnya tanaman rebah. Stadia tanaman yang paling rentan adalah pada fase anakan sampai stadia matang susu. Kehilangan hasil akibat penyakit ini dapat mencapai 80%.

Gambar mikro dan makro









Pengendalian
• Secara mekanis
Pemupukan tanaman dengan dosis 250 kg urea,100 kg SP36, dan 100 kg KCl per ha dapat menekan perkembangan penyakit. Untuk mengurangi penyebaran lebih luas lagi, keringkan tanaman sampai saat panen tiba
• Secara fisik
Tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakar atau didekomposisi keringkan petakan dan biarkan tanah sampai retak sebelum diari lagi
• Secara biologi
Gunakan pemupukan berimbang; pupuk nitrogensesuai anjuran dan pemupukan cenderung dapat menurunkan infeksi penyakit
• Secara kimia
Gunakan fungisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif belerang atau difenokonazol.
10. Penyakit Busuk Pelepah Daun (Sarocladium oryzae)

Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh Cendawan Rhizoctonia sp, yang termasuk cendawan yang benang-benang Myceliumnya berukuran lebar 6-10 mm. Mycelia ini dapat bertahan pada rumput dan jerami dengan membentuk sclerotia. Jarak tanam yang rapat dan kondisi yang terlalu subur akan mempermudah terjadinya infeksi. Hal ini terjadi terutama varietas padi yang peka dan dalam keadaan udara lembab. Cendawan ini menyerang daun dan pelepah daun.
Gejala
Serangan cendawan ini muncul setelah tanaman padi beranak. Akan telihat bercak-bercak berbentuk bulat telur, tepi bercak tersebut berwarna coklat kemerah-merahan, sedangkan bagian tengah berwarna putih keabu-abuan dan pelepah daun ada yang membusuk. Walaupun serangan ini kurang mempengaruhi arti ekonomis, namun apabila dibiarkan dapat mempengaruhi proses pengisian gabah sehingga kualitas dan kuantitas produksi menurun. Serangan yang berat akan mengakibatkan daun mengering dan akhirnya tanaman mati (damping off).
Gambar Gejala Mikro dan Makro

Pengendalian
• Secara mekanis
Tindakan pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menanam jenis padi yang tahan terhadap penyakit ini sepert Cimandiri
• Secara fisik
Melakakukan sanitasi lahan supaya penyakit tidak dapat pernah tinggal di lahan pertanian tersebut.
• Secara biologi
Dengan cara memberi predator alami seperti laba – laba dan kumbang kubah.
• Secara kimia
Selain itu juga dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida pada fase pembentukan anakan maksimum dan fase bunting sedang. Fungisida yang digunakan adalah Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.

2 komentar:

  1. MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA

    Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
    NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
    Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.
    Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin rusak, semakin keras dan menjadi tidak subur lagi.
    Sawah-sawah kita sejak 1990 hingga sekarang telah mengalami penurunan produksi yang sangat luar biasa dan hasil akhir yang tercatat rata-rata nasional hanya tinggal 3, 8 ton/hektar (statistik nasional 2010).

    Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.

    System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahun yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik.
    SRI sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.

    Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini.
    Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.

    Kami tawarkan solusi yang lebih praktis yang perlu dipertimbangkan dan sangat mungkin untuk dapat diterima oleh masyarakat petani kita untuk dicoba, yaitu:

    "BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB SO / AVRON / NASA + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO", hasilnya lebih baik, bisa meningkat 1 -- 4 kali disbanding pola bertani biasa.

    Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 100% — 400% dibanding pola tanam konvensional seperti sekarang.

    Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072, atau bisa juga komentar langsung di http://frigiddanlemahsahwat.blogspot.com/2011/07/pertanian-pembangunan-pertanian.html

    BalasHapus
  2. Wynn Palace Casino Hotel - Mapyro
    Wynn Palace Casino Hotel. 4.2(16 동해 출장마사지 votes). 파주 출장안마 Wynn 사천 출장샵 Palace Casino Hotel. 논산 출장마사지 3.6(12 votes). Wynn Palace 충주 출장샵 Casino Hotel. 3.9(8 votes). Wynn Palace Casino Hotel. 3

    BalasHapus